GERHANA BANYU BIROE
53411033
4IA07
IT EXPO
Seminar ini diadakan setahun yang lalu
tepatnya tanggal 20 dan 21 April tahun 2014 saat saya masih aktif di organisasi
yang ada dalam ruang lingkup universitas gunadarma, yaitu BEM Fakultas
Teknologi Industri. It Expo merupakan program kerja tahunan yang memiliki
konsep seminar dan workshop yang didalamnya terdapat materi mencakup dunia IT
hampir secara keseluruhan.
Materi yang masih begitu begitu hangat
dan saya lumayan pahami adalah materi yang dibawakan oleh Dr.Onno W Purbo
mengenai Cloud Computing.
Cloud
Computing adalah suatu istilah yang banyak digunakan oleh Industi IT yang
memiliki arti yang berbeda bagi setiap orang. Namun pada intinya cloud
computing adalah suatu pergeseran dari perusahaan dalam membeli dan
memelihara server dan aplikasi on-premise yang mahal, dan bergerak
menuju metode penyewaan IT, sesuai dengan kebutuhan, dari penyedia
layananpublic cloud.
Hanya dalam beberapa tahun terakhir hal ini telah menjadi layak dan masuk akal bagi perusahaan untuk memindahkan teknologi mereka ke sebuah pusat data yang dikelola secara profesional oleh pihak luar. Perubahan ini telah didorong oleh mulai tersedianya Internet berkecepatan tinggi yang tidak hanya tersedia di kantor Anda, tetapi juga di rumah, di warung kopi dan di mana saja anda dapat melakukan penerimaan sinyal telepon seluler. Kenyataan ini telah memungkinkan terjadinya konsolidasi yang revolusioner.
Alasan
ekonomi yang menjadi pendorong di belakang konsolidasi ini adalah penghematan
biaya yang signifikan dan pengurangan risiko yang diterima oleh perusahaan
ketika mereka memusatkan sumber daya teknologi mereka di sebuah pusat data yang
dikelola secara profesional oleh pihak luar. Penyedia layanan publik dapat
mengimplementasikan keamanan industri yang paling canggih dan proses
ketersediaan yang tinggi serta menawarkan pemantauan dan pemeliharaan server
24x7.
Biaya teknologi yang lebih rendah karena penyedia layanan public dapat berbagi sumber daya teknologi dan melakukan pembelian perangkat keras dan perangkat lunak dalam jumlah besar untuk Anda. Saat ini, dengan biaya lebih murah perusahaan dapat mendapatkan perangkat lunak terbaru maupun ketersediaan sistem yang tinggi yang dulunya hanya bisa dijangkau oleh perusahaan besar.
Biaya teknologi yang lebih rendah karena penyedia layanan public dapat berbagi sumber daya teknologi dan melakukan pembelian perangkat keras dan perangkat lunak dalam jumlah besar untuk Anda. Saat ini, dengan biaya lebih murah perusahaan dapat mendapatkan perangkat lunak terbaru maupun ketersediaan sistem yang tinggi yang dulunya hanya bisa dijangkau oleh perusahaan besar.
Seminar
tersebut sangat berguna bagi mahasiswa jurusan teknik informatika pada umumnya,
untuk mereka yang memiliki dan tertarik kepada implementasi komputasi awan
dalam suatu konsep jaringa telekomunikasi dan internet, kekurangannya adalah
dari segi antusiasme peserta, masih banyak peserta yang kurang fokus dalam
menyerap materi yang disampaikan, dan cenderung hanya mengambil sertifikat
tanpa menyerap materinya sendiri yang sebetulnya hal itulah yang dibutuhkan.
PRINSIP
BERPEGANG TEGUH
Instead of killing and dying in order to produce the being that we are
not, we have to live and let live in order to create what we are.
Albert Camus
Albert Camus
Prinsip adalah sebuah modal utama
dalam kehidupan, mengingat banyak sekali hal negatif yang berkembang dikalangan
masyarakat. Prinsip kadang juga disebut idealisme, sebuah pandangan sendiri,
sebuah keyakinan akan sesuatu, sebuah hal yang bisa mengarah kepada fokus kita
untuk mencapai tujuan, tanpa terlalu banyak mempedulikan interfensi atau
perkataan orang lain.
Mungkin saya akan menceritakan sedikit
pengalaman pribadi saya, yang menurut saya berhasil saya capai dengan sebuah
prinsip yang saya pegang teguh, dan diimbangi kerja keras tentunya, hal ini
terjadi saat saya memegang jabatan sebagai kepala divisi seni budaya di BEM
Fakultas Teknologi Industri satu tahun yang lalu.
Saya adalah orang yang memiliki
passion sangat besar terhadap musik, karena itu saya dipercaya sebagai kepala divisi
seni budaya oleh kawan-kawan yang ada di Organisasi, dan saya bertanggung jawab
penuh oleh segala program kerja yang ada di divisi tersebut. Dengan prinsip dan
passion yang saya miliki saya berhasil menghasilkan 3 buah program kerja baru
yaitu Gunadarma Music Clinic, Gunadarma Local Gigs dan Gunadarma Music
Invasion.
Mungkin jika saya ingin
mendeskripsikan secara keseluruhan akan terlalu panjang, saya akan fokus
bercerita pada konsep yang saya jalankan di akhir masa jabatan saya yaitu
Gunadarma Music Invasion, beberapa orang bilang ini adalah sebuah terobosan
baru dalam bidang musik di Universitas Gunadarma, dan saya sangat bangga
menjadi penggagasnya.
Konsep festival musik di Gunadarma
jauh dari katau sempurna sebelumnya, dikarenakan kendala utama yaitu kurangnya
dukungan dari kampus, dan sulit untuk menemukan mahasiswa yang meiliki passion
yang sama dibidang musik di Jurusan yang saya naungi yaitu Teknik Informatika,
mereka semua terlalu terfokus pada komputer dan lain sebagainya, konsep yang
saya tawarkan menganai Gunadarma Music Invasion awalnya ditolak mentah-mentah
oleh kampus, bahkan dibilang tidak masuk akal oleh beberapa teman-teman di
Organisasi saya, Gunadarma Music Invasion yang saya tawarkan adalah konsep
festival musik yang melompat cukup jauh dari jalur, saya ingin adakan besar dan
diluar kampus yaitu di rolling stone cafe jakarta selatan yang waktu itu
notabene merupakan pusat diadakannya acara musik, dan juga sekaligus markas
besar dari majalah musik paling dihormati di Indonesia, RollingStone.
Banyak sekali kendala yang saya
temukan dalam mendirikan acara ini, yang paling banyak adalah masalah
finansial, saya harus mendirikan sebuah acara musik dengan biaya produksi
sebesar 100 juta rupiah dengan tim seadanya dan jangka waktu persiapan satu
bulan. Jika dibayangkan masih tidak masuk akal, tetapi saya beregang teguh pada
prinsip saya bahwa konsep festival musik janganlah setengah-setengah, dan dana
sebesar itu juga menjanjikan hasil yang maksimal.
Dukungan dari kampus juga sangat
minim, tetapi keteguhan saya dan beberapa kawan saya yang ada di Organisasi lah
yang mewujudkan konsep tersebut, akhirnya keterbatasanlah yang memicu
kreatifitas, saya memanfaatkan koneksi yang saya miliki ke industri musik, dan
juga promosi melalui media sosial secara penuh dan intensif selama satu bulan
persiapan.
Banyak sekali animo negatif yang
datang silih berganti selama persiapan pelaksanaan festival musik tersebut,
pertanyaan mengenai bagaimana cara saya mendapatkan uang adalah yang paling
sering terdengar, kebanyakan dari tim saya merasa pesimis dan meninggalkan saya
begitu saja di minggu-minggu terakhir persiapan. Saya tetap berpegang teguh
pada konsep awal yang saya yakini, dan beberapa dari teman saya untungnya masih
mau mendampingi saya, walaupun tidak sampai sepuluh orang, yang awalnya tim
saya berjumlah 50 orang.
Tetapi pantang sekali saya menarik
konsep tersebut, saya hanya ingin mebuktikan bahwa Gunadarma juga bisa
memproduksi festival musik yang bagus dan besar dengan sumber daya mahasiswa
yang ada, kita berlaku militan dan pantang menyerah, berbagai negosisasi saya
usahakan dari ke label musik, ke media, maupun ke sponsor acara sampai-sampai
kuliah saya terbengkalai, tetapi saya yakin apa yang saya lakukan akan
mendapatkan hasil yang pantas.
Hasilnya saat festival tersebut
berjalan, terbukti 2000orang datang pada malam itu, mereka suka dengan konsep
yang sebelumnya saya pikir masak-masak dan saya dirikan dengan kerja keras.
2000orang adalah rekor pengunjung sebuah acara musik yang diadakan di rolling
stone cafe, saya diinterview oleh majalah tersebut, sebuah kebanggaan, publik
bahkan bertanya-tanya bagaimana bisa Universitas yang tidak dikenal acara
musiknya bisa tiba-tiba memproduksi acara musik sekaliber itu. Kuncinya adalah
prinsip dan keyakinan diimbangi dengan passion kita terhadap sesuatu yang kita
lakukan, saya bilang. Kadang kita harus menutup telinga kita untuk bisa berlari
kencang.
GUNADARMA
MUSIC INVASION 2014